Sunday, November 4, 2018

Hallo Anakku Sayang

Dear anakku,
Di sini jam 3 pagi, mama belum dapat tidur juga
Luka di hati yang membuat mama selalu terjaga
Ingin rasanya membuka rahasia ini. Lelah menutupi semua ini.

Rahasia ini.
Mama sama ayah sudah berpisah.. Sejak Juni 2017.

Maafkan mama yang tidak kuat mempertahankan rumah tangga ini.

Mama tidak tega melihat kamu melihat mama bertengkar dengan ayah.

Kamu masih 2 tahun saat itu.

Pertengkaran yang sama.

Kebohongan ayah. Ketidak setiaan ayah.

Dari awal mama kenal ayah, mama sudah curiga, tapi mama hempaskan semua keraguan mama. Karena mama saat itu percaya doa mama terkabul, mendapat calon suami yang baik hati dan baik rupa.

Saat mama hamil kamu 7 bulan, mama temukan pesan singkat di whatsapp ayah dari wanita itu.
Saat kamu berumur 6-7 bulan, mama temukan pesan singkat lagi, dia memanggil ayah "sayang"..
Mama telepon orangnya malam itu juga, berbicara dengan suaminya yang meyakinkan mama mau bersumpah di atas alquran bahwa mereka tidak ada apa-apa
Mama berusaha menghilangkan semua prasangka saat itu

Beberapa bulan kemudian, ayah diterima sekolah di kota ini. Dan kita pindah ke sini. Semakin hari mama merasa ayah semakin dingin. Sampai suatu hari mama menemukan ayah masih berhubungan dengan wanita itu. Ayah mengundang wanita itu untuk menginap di rumah, saat mama dan kamu mau keluar kota dalam rangka nikahan sepupu mama. Tapi hal itu tidak terjadi, karena mama utarakan ke ayah, untuk pulangkan mama ke rumah aki nini, mama tidak jadi ke nikahan sepupu mama. Wanita itu berjanji tidak akan menghubungi meskipun ayah nanti yang duluan menghubungi.

Mama coba menelepon eyang dan keluarga ayahmu untuk mendapat dukungan, namun mereka hanya mengatakan mama harus bersabar, setiap orang diberikan cobaan, mungkin cobaan mama adalah suami yang tidak setia.
Eyangmu yang tahu, sampai cium kaki mama, memohon maaf.

Ayahmu?
Tidak minta maaf, tidak mengakui kesalahannya, bahkan menyuruh mama pulang sendiri ke rumah aki nini. Ayah mengusir mama saat itu.

Kemudian, nini dan eyang datang lagi, mama dan ayah ditanya bagaimana dengan rumah tangga ini.

Ayah bilang: ayah lelah.

Namun keesokannya ayah minta maaf dan mau mencoba berusaha.

Bahkan ayah dan mama membuat surat perjanjian bahwa ayah tidak akan menyakiti mama lagi.

Tidak berapa lama  mama mendapat kabar Aki sakit kanker.
Beberapa hari kemudian, mama menemukan ayah mendekati wanita lain. 
Mama menemukan pula kenyataan bahwa ayah sering pergi ke tempat pijat plus-plus dengan dalih sedang kuliah.

Saat itu, mama mau bunuh diri di rumah.

Kamu sedang di daycare.
Bibi lagi pulang kampung.
Mama coba menelepon eyang dan keluarga ayahmu untuk mendapat dukungan, namun mereka hanya mengatakan mama harus bersabar.

Mama menghubungi teman mama nun jauh di sana
Teman mama bilang, kasian anak mama, punya ayah yang tidak setia, terus dapat mama yang menyerah dengan kehidupan. Kalaupun harus ada yang mati, bukan mama tapi ayah.

Kemudian, mama ambil keputusan. Ayah keluar dari rumah. Sedangkan kita kembali ke aki nini.
Rumah di kota ini, mama kontrakan lagi untuk mengembalikan uang yang diberikan sama aki.

Beberapa bulan kemudian, mama keterima sekolah.
Berat hati mama, meninggalkan anak mama berjauhan.

Belum menerima kenyataan bahwa sekolah tidak semenyenangkan seperti dulu.

Lalu ayah mendekati mama, mengajak kembali.

Tapi mama menemukan kenyataan, bahwa ayah berhubungan dengan wanita itu lagi.

Ketika mama ungkapkan itu, ayah marah dan tidak pernah berkomunikasi lagi dengan mama, hingga saat ini.

Ironisnya, kamu semakin besar dan setiap bertemu selalu menanyakan ayah. Selalu berharap kita bertiga berkumpul.

Mama mau kamu bahagia. Tapi maaf untuk hal ini mama tidak bisa memenuhinya.

Mama hanya minta kamu mengerti. Stop acting like that.

Setiap hari mama berharap untuk mati. Mama tidak kuat pura-pura bahagia.

Hallo Anakku Sayang